Minggu, 27 April 2014

Layanan terapi lintah di Yogyakarta

Rumah Sehat Tibbun Nabawi melayani terapi bekam lintah untuk daerah kota Jogja dan sekitarnya. Kami menerapkan beberapa ketentuan untuk mengusahakan layanan terapi lintah yang aman higienis dan efektif menyembuhkan. Diantaranya :
  • Kami menggunakan satu lintah untuk satu pasien. Lintah yang telah digunakan untuk terapi tidak digunakan lagi untuk terapi lagi untuk terapi berikutnya dan dibunuh,
  • Kami menggunakan lintah dari peternakan lintah bukan dari lintah liar.
  • Posisi titik yang diterapi lintah disesuaikan dengan mempertimbangkan titik-titik bekam dan meridian untuk mengupayakan evektifitas pengobatan yang lebih baik.
Terapi lintah merupakan terapi yang melengkapi terapi bekam dengan kop. Terapi bekam sangat cocok untuk membuang toksin dari bawah kulit dan sekitarnya juga melancarkan peredaran darah sekitar area pembekaman sedangkan terapi lintah bidikannya lebih dalam dan sangat efektif untuk melancarkan peredaran darah dan meluruhkan plak kolesterol yang menempel di dinding pembuluh darah; Ini disebabkan lintah ketika menggigit bukan hanya mengambil darah tapi juga mengeluarkan air liur yang banyak mengandung enzim. Salah satunya hirodin yang berfungsi mencegah penggumpalan darah,  Karena sifatnya yang demikian maka terapi lintah menjadi sangat efektif untuk mengobati penyakit-penyakit yang berhubungan dengan penyumbatan dan kekurang lancaran peredaran darah, seperti stroke, kolesterol tinggi, asam urat, migrain, pusing, bengkak-bengkak, koreng karena kadar gula tinggi, dan eksim. Insya Allah bisa diatasi dengan terapi lintah.

Berminat? mau konsultasi dulu? 
 silahkan hubungi kami di 085227357992

PROSEDUR TERAPI LINTAH

Penerapan terapi lintah kepada pasien relatif sederhana, tidak memerlukan perawatan.khusus. lintah ditempatkan pada titik/area yang dituju sampai dia mengigit dan menghisap darah pasien hingga kenyang. Lintah akan mengigit pasien selama 15 menit – 2jam lebih hingga dia kenyang dan kemudian lepas dengan sendirinya dari pasien. Jumlah lintah yang digunakan untuk terapi tergantung pada ukuran dan respon klinis. Jumlah terbesar dari lintah harus diterapkan ke daerah kongesti vena  untuk terapi biasa digunakan mulai dari satu ekor sampai 12 ekor atau lebih disesuaikan dengan jumlah darah yang dikeluarkan. Satu ekor lintah bisa menyedot 5-15 ml darah pasien dan bisa mengeluarkan darah paska gigitan sebanyak 30-50ml.
Prosedur terapi lintah diklinik adalah sebagai berikut
  • Sebuah penghalang kain kasa diletakan  disekitar lokasi poin penempatan lintah, dimaksudkan untuk  membantu dan mencegah lintah dari berkeliaran dari point yang diinginkan.
  • Lintah dapat dibawa ke point tersebut dengan tangan, atau dapat ditempatkan dalam plastik 5 cc jarum suntik (plunger ) dan kemudian diterapkan ke titik/ luka dimaksud, tunggu beberapa saat sampai  lintah  terpasang/mengigit.
  • Jika lintah enggan untuk menggigit, mungkin perlu untuk menarik perhatian lintah dengan tetesan darah kecil, yang diambil dari situs luka atau dengan tusukan jarum.
  • Setelah lintah terpasang,  akan tetap aman di tempat sampai penuh buncit, Kasa dapat dilepas dan digunakan di tempat lain tanpa mengganggu lintah,
  • Lintah yang telah mengigit sebaiknya diperiksa terus menerus untuk memastikan bahwa lintah belum bergerak.
  • lintah akan melepaskan pasien  ketika sudah selesai.
  • Bekas gigitan lintah sebaiknya ditutup dengan kapas untuk mencegah darah berceceran atau  terkena baju pasien
  • Lintah yang diperhgunakan adalah lintah hasil peternakan dan bukan lintah liar. Manfaatnya adalah lintah peternakan lebih diketahui riwayatnya.
  • Lintah hanya dipekai sekali dan dibunuh setelah dipakai, untuk mengurangi resiko penularan penyakit dari pasien lain.

Manfaat terapi bekam lintah


Lintah dapat dianggap sebagai makhluk berlendir dan tidak menarik, meski jelek dan menakutkan, Lintah dapat memberikan dan melayani dalam dunai medis dan memberikan pengobatan secara efektif kepada kita, manusia.
Sejak zaman kuno, lintah digunakan untuk mengobati banyak penyakit dengan cara menyedot darah sebagai sumber penyakit, metode mana darah ditarik keluar dengan harapan bahwa menghapus darah kotor akan menyembuhkan tubuh dari segala penyakit ringan dan kronis. Percaya atau tidak, terapi lintah kadang-kadang alternatif terbaik dalam mengobati penyakit, dan bahkan melampaui pengobatan farmakologis. Karena efek penyembuhan untuk tubuh manusia, metode tradisional menyembuhkan penyakit masih berkembang saat ini.
Manfaat Terapi Lintah
Ada lebih dari 600 jenis lintah yang telah diidentifikasi, tetapi hanya 15 spesies yang digunakan secara medis, sehingga mereka diberi kelas mereka sendiri. Mereka Hirudo medicinalis diklasifikasikan sebagai obat atau lintah.
Terapi lintah telah digunakan dan masih digunakan untuk banyak penyakit tubuh. Mereka digunakan untuk mengobati arthritis dan proses inflamasi lainnya. Hal ini cocok bagi mereka dengan vaskular (penyakit arteri dan vena), jantung (penyakit iskemik dan hipertensi), dan masalah paru-paru (bronkitis dan asma bronkial). Para lintah obat juga dapat membantu pada pasien dengan pneumonia. Saluran pencernaan atau gastrointestinal juga bisa mendapatkan keuntungan dari terapi lintah, terutama mereka yang menderita hepatitis, ulkus lambung, dan pankreatitis, antara lain. Demikian pula, individu dengan masalah dalam sistem genitourinari mereka dan gangguan ginekologi juga akan sangat merasakan manfaat dari terapi lintah. Penyakit kulit seperti psoriasis, herpes, dan eksim juga dapat diobati dengan terapi lintah. Masalah lain diketahui manfaat dari terapi lintah adalah mata (contohnya adalah glaukoma) dan otak (untuk cerebral palsy infantil).
Tapi bagaimana tepatnya lintah mengobati banyak penyakit ?
Anticoagulating efek Lintah
Air liur lintah mengandung enzim dan senyawa yang bertindak sebagai agen antikoagulasi. Yang paling menonjol dari agen-agen antikoagulan adalah hirudin, yang mengikat diri untuk thrombins, koagulasi dengan demikian, secara efektif menghambat darah.
Senyawa lain yang mencegah koagulasi Calin. Ini, di sisi lain, bekerja sebagai antikoagulan dengan melarang faktor von Willebrand untuk mengikat diri untuk kolagen, dan juga merupakan penghambat yang efektif agregasi platelet yang disebabkan oleh kolagen.
Air liur dari lintah juga mengandung Faktor Xa inhibitor yang juga menghambat aksi faktor koagulasi Xa.
Pembubaran bekuan Efek Lintah
Tindakan destabilase adalah untuk memecah setiap fibrins yang telah terbentuk. Ini juga memiliki efek trombolitik, yang juga dapat melarutkan bekuan darah yang telah terbentuk.
Efek anti-inflamasi dari Lintah
Bdellins adalah senyawa dalam air liur lintah yang bertindak sebagai agen anti-inflamasi dengan menghambat tripsin serta plasmin. Hal ini juga menghambat aksi acrosin tersebut. Lain agen anti-inflamasi adalah eglins.
Efek vasodilatasi Lintah
Ada tiga senyawa dalam air liur lintah ‘yang bertindak sebagai agen vasodilator, dan mereka adalah histamin-seperti zat, asetilkolin, dan Carboxypeptidase A inhibitor. Semua ini bertindak untuk memperlebar pembuluh, sehingga, menyebabkan aliran darah ke situs.
Bakteriostatik dan Dampak anestesi Lintah
Air liur lintah juga mengandung zat bius yang menghilangkan nyeri di situs dan juga menghambat bakteri-zat yang menghambat pertumbuhan bakteri.
Keseluruhan Efek untuk Tubuh Manusia
Setelah lintah menempel pada kulit pasien dan mulai mengisap darah, air liur memasuki situs tusukan dan bersamaan dengan itu enzim dan senyawa yang bertanggung jawab atas semua efek positif. Bekerja sama, mereka bertindak untuk menyembuhkan penyakit hadir dalam individu. Karena agen antikoagulan, darah menjadi lebih tipis, yang memungkinkan untuk mengalir bebas melalui pembuluh. Anti-pembekuan agen juga melarutkan bekuan ditemukan di kapal, menghilangkan risiko mereka bepergian ke bagian lain dari tubuh dan memblokir arteri atau vena. Para agen vasodilatasi membantu melebarkan dinding pembuluh dengan melebarkan mereka, dan ini menyebabkan darah mengalir tanpa hambatan, juga.
Pasien yang menderita sakit dan peradangan akan merasa lega dari efek anti-inflamasi dan anestesi air liur lintah itu.
Dalam jangka panjang, terapi lintah juga membantu untuk menormalkan tekanan darah individu hipertensi serta mengurangi risiko mereka menderita stroke dan serangan jantung. Sirkulasi darah juga ditingkatkan dengan terapi lintah dan membantu dengan proses penyembuhan luka, serta luka dan lesi yang disebabkan oleh diabetes. Ada juga dorongan nyata dalam fungsi sistem kekebalan tubuh karena agen bakteriostatik.
Terapi Lintah kontraindikasi untuk
Terapi lintah merupakan kontraindikasi untuk pasien dengan HIV dan AIDS. Hal ini juga tidak dianjurkan untuk pasien yang berada di obat imunosupresif. Terapi lintah menempatkan pasien pada risiko untuk sepsis bakteri, dengan demikian, memburuknya kondisi mereka.
sumber : http://bekamjakarta.com

Jumat, 25 April 2014

Layanan terapi bekam di Jogja

Anda dapat mendapatkan layanan terapi bekam dan terapi lainnya seperti akupressur, akupuntur, kiropraksi serta bekam lintah di Rumah Sehat Tibbun Nabawi Yogyakarta.

Kami telah melengkapi peralatan dan tahapan tahapan terapi yang sesuai dengan kaidah syar'iyyah Agama Islam dan sesuai juga dengan standar kesehatan modern. Kami telah melengkapi diri dengan peralatan sterilisasi untuk alat-alat yang digunakan untuk terapi seperti gelas bekam dan pompa, sehingga alat yang telah dipergunakan tidak dipergunakan lagi sampai dicuci dan disterilisasi lagi dan baru boleh digunakan lagi. Adapun alat-alat tertentu seperti jarum bekam, kaos tangan karet dan masker maka hanya digunakan sekali pakai. Tidak dilakukan pemakaian berulang.

Kami menetapkan aturan pasien pria dilayani oleh terapis pria dan pasien wanita dilayani oleh terapis pria. Tidak selayaknya pasien dilayani oleh terapis yang berlawanan jenis.

Kami juga melayani panggilan berbekam berkunjung di rumah (bekam panggilan yogyakarta) dengan tetap mengusahakan semaksimal mungkin untuk menerapkan standar layanan bekam sesuai kaidah syar'iyyah dan kesehatan.

Jika berkenan untuk berbekam silahkan hubungi kami di

 Rumah Sehat THIBBUN NABAWI

Jl. parangtritis KM 3, Salakan Kidul 277a Yogyakarta (Utara Makam Dusun Saman)
Telp. 085228887769, 085602142221

Waktu dan Cara Berbekam


Waktu berbekam

Sebaiknya berbekam dilakukan pada pertengahan bulan, karena darah kotor berhimpun dan lebih terangsang (darah sedang pada puncak gejolak). Anas bin Malik radhiallaahu 'anhu menceritakan bahwa : "Rasulullah SAW biasa melakukan hijamah pada pelipis dan pundaknya. Ia melakukannya pada hari ketujuhbelas, kesembilanbelas atau keduapuluhsatu." (Diriwayatkan oleh Ahmad).
Pemilihan waktu bekam adalah sebagai tindakan preventif untuk menjaga kesehatan dan penjagaan diri terhadap penyakit. Adapun untuk pengobatan penyakit, maka harus dilakukan kapan pun pada saat dibutuhkan. Dalam hal ini Imam Ahmad melakukan bekam pada hari apa saja ketika diperlukan.
Imam asy-Syuyuthi menukil pendapat Ibnu Umar, bahwa berbekam dalam keadaan perut kosong itu adalah paling baik karena dalam hal itu terdapat kesembuhan. Maka disarankan bagi yang hendak berbekam untuk tidak makan-makanan berat 2-3 jam sebelumnya.
  1. Dari Abu Hurairah radhiallaahu 'anhu, Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa berbekam pada hari ke-17, 19 dan 21 (tahun Hijriyah), maka ia akan sembuh dari segala macam penyakit.” (Shahih Sunan Abu Dawud, II/732, karya Imam al-Albani)
  2. Dari Abdullah bin Mas’ud radhiallaahu 'anhu, Rasulullah SAW bersabda: “
Sesungguhnya sebaik-baik bekam yang kalian lakukan adalah hari ke-17, ke-19, dan pada hari ke-21.” (Shahih Sunan at-Tirmidzi, Syaikh al-Albani (II/204))
  1. Dari Anas bin Malik radhiallaahu 'anhu, dia bercerita: ” Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wasallam biasa berbekam di bagian urat merih (jugular vein) dan punggung. Ia biasa berbekam pada hari ke-17, ke-19, dan ke-21.” (HR, Tirmidzi, Abu Dawud, Ibnu Majah, Ahmad, sanad shahih)
  2. Dari Ibnu Abbas RA, ia berkata: “Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda: ‘Berbekamlah pada hari ke-17 dan ke-21, sehingga darah tidak akan mengalami hipertensi yang dapat membunuh kalian’.” (Kitab Kasyful Astaar ‘an Zawaa-idil Bazar, karya al-Haitsami (III/388))
Ibnu Sina di dalam kitabnya Al-Qaanun mengatakan : “Diperintahkan untuk tidak berbekam di awal bulan karena cairan-cairan tubuh kurang aktif bergerak dan tidak normal, dan tidak diakhir bulan karena bisa jadi cairan-cairan tubuh mengalami pengurangan. Oleh karena itu diperintahkan melakukan bekam pada pertengahan bulan ketika cairan-cairan tubuh bergolak keras dan mencapai puncak penambahannya karena bertambahnya cahaya di bulan”.

Cara berbekam

Cara melakukan Bekam :
  1. Mempersiapkan semua peralatan yang sudah disterilkan dengan alat sterilisator standar.
  2. Mulai dengan do’a dan mensterilkan bagian tubuh yang akan dibekam dengan desinfektan (misalnya. Iodin)
  3. Dilanjutkan dengan penghisapan kulit menggunakan “kop/gelas” bekam, kekuatan penghisapan pada setiap pasien berbeda-beda. Lama penghisapan selama 5 menit, tindakan ini sekaligus berfungsi sebagai Anestesi (pembiusan) lokal. Diutamakan mendahulukan bagian tubuh sebelah kanan dan jangan melakukan penghisapan lebih dari 4 titik bekam sekaligus.
  4. Dengan menggunakan pisau bedah standar kemudian dilakukan syartoh /penyayatan (jumlah sayatan 5-15 untuk satu titik tergantung diameter kop yang dipakai, panjang sayatan 0,3-0,5 cm, tipis dan tidak boleh terlalu dalam, dilakukan sejajar dengan garis tubuh). Salahsatu tanda bahwa sayatannya baik adalah sesaat setelah disayat, kulit tidak mengeluarkan darah akan tetapi setelah disedot dengan alat maka darahnya baru keluar.
  5. Lakukan penghisapan kembali dan biarkan “darah kotor” mengalir di dalam kop selama 5 menit.
  6. Bersihkan dan buang darah yang tertampung dalam kop dan jika perlu bisa lakukan penghisapan ulang seperti tadi. Tidak boleh dilakukan pengulangan sayatan.
  7. Bersihkan bekas luka dan oleskan minyak habbatus sauda yang steril. Umumnya bekas bekam akan hilang setelah 2-5 hari.
  8. Ucapkan Alhamdulillah dan rasakan keajaiban “mukjizat” medis bekam.
  9. Setiap pasien dianjurkan untuk memiliki alat bekam sendiri. Kop/alat bekam tidak boleh digunakan untuk pasien lain pada penderita hepatitis, ODHA, dan penyakit menular lainnya.
Ada sekitar 12 titik utama yang disebutkan dalam hadits, selebihnya merupakan pengembangan dari itu. Beberapa ahli bekam juga menggunakan titik akupuntur untuk dilakukan pembekaman sedangkan yang lainnya menggunakan pendekatan anatomi organ tubuh dan patofisiologis suatu penyakit.
Bagian tubuh yang dibekam di antaranya adalah Titik di kepala (Ummu Mughits, Qomahduwah, Yafukh, Hammah, dzuqn, udzun), Leher dan punggung (Kaahil, al-akhda’ain, alkatifain, naqroh,munkib), kaki (Wirk, Fakhd, Zhohrul qodam, iltiwa’) dan lain sebagainya.
Penyakit apa saja yang dapat diobati dengan bekam?
Thomas W. Anderson telah menulis sebuah buku berjudul 100 Diseases Treated by Cupping Methode. Beberapa di antara penyakit yang berespon cukup baik dengan Terapi bekam adalah Hipertensi, hiperuricemia (Gout/Pirai), hiperkolesterolemia, stroke , parkinson, epilepsy, migrain, vertigo, gagal ginjal, varises, wasir (hemoroid), dan semua keluhan sakit (rematik, ischialgia/sciatica, nyeri pinggang bawah), penyakit darah (leukemia, thalasemia), tinnitus, asma, alergi, penyakit sistem imun (SLE, HIV), infeksi (Hepatitis, elefantiasis), Glaukoma, Insomnia, enuresis/mengompol, mania, skizofren dan trans (gangguan sihir/jin), dll. Begitu juga bekam untuk kesuburan (fertilitas) dan kecantikan (menghilangkan jerawat, komedo, vitiligo, menurunkan berat badan, dll)
Apakah terdapat kontraindikasi efek samping yang terjadi akibat bekam? Orang dalam kondisi seperti apa yang tidak boleh dibekam?
Pada beberapa kasus dimana syarat pembekaman kurang terpenuhi, kadang-kadang muncul efek samping berupa mual/muntah (jika terlalu dekat jaraknya dengan makan/<2jam setelah makan), lemas (jika pembekaman terlalu banyak titik), keluarnya bula/gelembung (jika pembekaman terlalu lama dan kekuatan pompa terlalu kuat). Adapun jika dilakukan sesuai “aturan main” maka efek samping tersebut jarang sekali terjadi.
Orang yang ditunda pembekamannya adalah : Wanita hamil (pada daerah perut dan punggung bawah), wanita menstruasi dan nifas, orang yang sedang mengkonsumsi obat pengencer darah, sedang cuci darah, baru melakukan donor darah, penderita dengan kondisi yang sangat lemah dan tekanan darah sangat rendah, serta orang yang sedang kelaparan/kenyang/gugup (fobia).
Siapa saja yang boleh dibekam? Dan kisaran usia berapa?
Semua orang bisa dibekam pada kisaran umur 4 tahun keatas, yang penting pasiennya bisa kooperatif. Pada orang tua yang sudah renta, ibu hamil dan anak-anak pembekaman dilakukan dengan hati-hati, dengan sayatan yang tipis, tekanan kop yang ringan dan titik bekam yang terbatas.

Tips Memilih Praktik Bekam Yang Baik

Bagaimana tips yang baik dalam memilih terapi bekam?
  1. Pilihlah griya bekam yang sudah memiliki STPT dari Dinas Kesehatan setempat. STPT ini menjadi acuan bahwa griya bekam itu sudah memenuhi standar baku yang ditetapkan pemerintah RI.
  2. Yakinkan bahwa pembekam memiliki pengetahuan tentang anatomi, fisiologi dan patologi serta pengetahuan medis.
  3. Lebih baik pilihlah griya bekam yang memiliki standar minimal tempat layanan bekam, yang terdiri dari ruang penerimaan, ruang konsultasi, ruang tindakan bekam. Lebih dari itu akan menjadi lebih baik, seperti ketersediaan toilet dan wastafel.
  4. Utamakan pilihan pada griya bekam yang sudah memiliki sistem rekam medik untuk pasien secara tertulis, lebih baik lagi jika sudah memiliki sistem yang terintegrasi dengan komputer.
  5. Utamakan praktik bekam yang memiliki pengetahuan diagnosa penyakit dan hindarkan praktik bekam yang tidak melakukan diagnosa penyakit.
  6. Pilihlah pembekam yang sudah memiliki keahlian dan pernah mengikuti pelatihan bekam di Lembaga kursus dan pelatihan (LKP) yang legal dan berizin dari Diknas, atau sudah menjadi anggota resmi asosiasi yang menjadi mitra pemerintah, yang dalam hal ini hanya Asosiasi Bekam Indonesia (ABI). Semua kriteria dii atas (nomer 2 sampai nomer 6) menjadi persyaratan pengurusan STPT di Dinkes RI di samping syarat-syarat yang lain.
  7. Pilihlah griya bekam yang memiliki sterilizer dan hindarilah griya bekam yang tidak memiliki sterilizer.
  8. Berhati-hatilah dan waspadalah jika Anda dibekam bersamaan dengan pasien lain. Jikalau perlu tolaklah secara tegas.
  9. Lebih baik hindarilah praktik bekam yang menggunakan tissu jenis apa pun untuk membersihkan kulit dan mengelap darah karena efek carsinogenic untuk jangka panjang, tapi pilihlah griya bekam yang menggunakan kssa steril untuk fungsi di atas.
  10. Waspadalah jika pembekam menyuruh Anda untuk membawa dan memusnahkan sendiri limbah bekam.
  11. Pilihlah praktik bekam yang pembekamnya mengenakan alat-alat pelindung diri seperti handscoen dan facemask.
  12. Pilihlah praktik bekam yang memiliki peralatan yang lengkap dan yang terbuat dari bahan steinless steel, seperti korentang untuk mengambil alat-alat yang steril, nierbeken untuk wadah kop yang sudah terpakai dan terkena darah, rak instrumen untuk meletakkan semua alat bekam.
  13. Pilihlah pembekam yang sejenis, laki-laki dengan laki-laki, wanita dengan wanita.
  14. Berhati-hatilah terhadap pembekam yang memiliki kecenderungan kepada praktik perdukunan atau sejenisnya.
  15. Walau terlihat sepele dan remeh, pilihlah griya bekam yang plastik penampung limbahnya berwarna kuning. Karena logika warna ini dapat berimplikasi kepada hal-hal lain.
  16. Waspadalah terhadap praktik bekam yang mendatangi langsung ke tempat pasien (inhouse), kecuali jika satu pasien dilayani dengan satu set alat bekam, tanpa yang lain.
  17. Berhati-hatilah terhadap praktik bekam yang titiknya terlalu banyak secara sekaligus, karena cara ini berpotensi mengakibatkan demam, pingsan, badan lemas dan munculnya blister di kulit.
  18. Pilihlah Terapis bekam yang bersertifikat dan diutamakan memiliki pendidikan/pengetahuan medis yang cukup.[9]
  19. Pastikan Terapis tersebut memiliki peralatan standar sterilisasi (sterilisator) yang memadai.
  20. Menggunakan peralatan medis standar (hanscon, masker, pisau bedah, kassa steril, dll) Hindari penggunaan silet, cutter, kaca, tissue gulung, kapas, atau kop berupa tanduk, bambu dan gelas biasa. Dalam prakteknya Rosulullah menggunakan metode syartoh (sayatan) ketika berbekam.

Etika Seorang Pembekam

  1. Memiliki kemampuan Diagnosa yang baik 
  2. Memiliki Kemampuan Ilmu Pendukung Bekam
  3. Mengobati pasien dengan ihsan, dan tidak bertentangan dengan norma beragama
  4. Pengobatan tidak sekali-kali mencacatkan tubuh
  5. Tidak menggunakan obat-obat yang haram
  6. Pengobatan tidak berbau takhayul, khurafat dan bidah (Mistik)
  7. Tidak bertujuan memperkaya diri melelui profesi bekam, tetapi boleh menambil upah dari jasa bekam.

Minimnya informasi dan kurangnya wawasan dalam Ilmu Pengetahuan dan Tekhnologi (IPTEK), maka tak sedikit orang menganggap penyakit merupakan ulah makhluk halus atau ruh jahat yang sengaja mengganggu kehidupan manusia. Maka banyaklah orang yang merasa perlu melakukan upacara, sajian - sajian, bacaan – bacaan/ isim atau azimat tertentu untuk mengusir atau menghindari pengaruh makhluk jahat tersebut. Cara-cara ini biasanya dilakukan oleh orang-orang yang dianggap dapat berhubungan dengan makhluk halus, yang banyak kita sebut dengan “Mbah dukun, orang pintar” dan lain sebagainya. Bagi ummat Islam hal ini tidak dibenarkan dan dilarang sebagai mana sabda Nabi Muhammad SAW:
“Siapapun yang datang kepada seorang dukun menayakan sesuatu perkara lalu membenarkan ucapannya itu, kufurlah ia terhadap apa yang diturunkan kepada Muhammad, dan barang siapa datang sambil tidak membenarkannya, tiada diterima sholatnya selama empat puluh hari” ( HR. Ath-Thabrani).
  1. Tidak dibenarkan seseorang yang tidak mengkaji ilmu kesehatan/kedokteran ikut mengobati pasien. Rasulullah SAW bersabda “Jika suatu perkara diserahkan bukan pada ahlinya, tunggulah kehancuran.” (HR. Bukhari). “Seseorang yang bertindak sebagai tabib dan merawat orang sakit, sedangkan ia tidak mengetahui sebelumnya cara perawatan medis, sehingga menyebabkan si pasien lebih parah, maka ia harus bertanggung jawab. “(H.R. Abu Dawud)
  2. Menjauhkan seorang tabib dari iri hati, riya’, takabur, merendahkan orang lain, tinggi hati, memeras pasien, dan sifat-sifat tidak terpuji. Rasulullah bersabda : “Celakalah sudah penyembah dinar, dirham dan qathifah, jika diberi ia ridha dan jika tidak diberi ia tidak ridha (HR.Bukhari). “Sesungguhnya Nabi SAW telah berbekam dan membayar kepada pembekam itu, lalu beliau memasukkan obat ke dalam hidung.”( HR.Bukahri).
  3. Seorang Pengobat harus berpakaian rapih, bersih dan sebaiknya berpakaian putih. Allah berfirman “Dan pakaianmu hendaklah kamu bersihkan dan maksiat hendaklah kamu jauhi,” (QS.Al-Muddatstsir 74: 4-5). “Rapikanlah pakaianmu dan hiasilah kendaraanmu sehingga kamu terpandang didalam pergaulan.” (HR. Al-Hakim). “Pakailah pakaian putih, karena sesungguhnya warna putih itu lebih bersih dan indah,…” (H.R. Ahmad ).
  4. Hendaknya lembaga pengobatan mampu memberikan daya tarik pengunjung dan pasiennya dengan menjaga keindahan dan kerapian tempatnya.
  5. Menjauhkan dari lambang-lambang dan istilah – istilah jahiliyah serta membodohkan ummat.
  6. Memperhatikan kaidah-kaidah FIQIH

Macam-macam Jenis Bekam

Jenis bekam

  • Bekam kering atau bekam angin (Hijamah Jaaffah), yaitu menghisap permukaan kulit dan memijat tempat sekitarnya tanpa mengeluarkan darah kotor. Bekam kering ini berkhasiat untuk melegakan sakit secara darurat atau digunakan untuk meringankan kenyerian urat-urat punggung karena sakit rheumatik, juga penyakit-penyakit penyebab kenyerian punggung. Bekam kering baik bagi orang yang tidak tahan suntikan jarum dan takut melihat darah. Kulit yang dibekam akan tampak merah kehitam-hitaman selama 3 hari. Prinsip dasar penggunaan bekam kering menurut TCM teknik sedasi/pelemahan dan pengeluaran pathogen yang berlebih/ekses. Unsur yang dikeluarkan dalam bekam kering adalah: Qi/energy , angin, panas dan Api. Teknik ini sangat bagus untuk menangani sindrom Re/Panas tipe Defisien.
  • Bekam basah (Hijamah Rathbah), yaitu pertama kita melakukan bekam kering, kemudian kita melukai permukaan kulit dengan jarum tajam (lancet), lalu di sekitarnya dihisap dengan alat cupping set dan hand pump untuk mengeluarkan darah kotor dari dalam tubuh. Lamanya setiap hisapan 3 sampai 5 menit, dan maksimal 9 menit, lalu dibuang darah kotornya. Penghisapan tidak lebih dari 7 kali hisapan. Darah kotor berupa darah merah pekat dan berbuih. Dan selama 3 jam setelah di-bekam, kulit yang lebam itu tidak boleh disiram air. Jarak waktu pengulangan bekam pada tempat yang sama adalah 3 minggu sahaja. Menurut Tradisional Chinese Medicine (TCM) Bekam basah adalah teknik sedasi/pelemahan dan pengeluaran pathogen yang berlebih/ekses. Unsur yang dikeluarkan dalam bekam basah adalah: Qi/energy, Xue/darah , Angin, panas dan Api. Teknik ini sangat bagus untuk menangani sindrom Re / Panas Ekses.
  • Bekam Api (Fire Cupping), yaitu teknik membekam menggunakan api sebagai media pemvakum/membekam. Bekam api menggunakan gelas khusus bekam api yang terbuat dari kaca tebal. Bekam Api berkembang luas di CIna sebagai teknik pengobatan yang banyak sekali digunakan selain akupuntur. Konsep TCM menyatakan bahwa bekam api digunakan untuk mengeluarkan patogen angin dan dingin. Bagi tipikal pasien yang mengalami sindrom panas dan kering (Sindrom Re)tidak dianjurkan menggunakan bekam api.

Bekam Steril

Bekam steril adalah pengobatan bekam yang memenuhi semua standar operasional prosedur steril yang berkaitan dengan alat dan instrumen bekam, perlengkapan bekam, sarana prasarana, antisepsi, disinfeksi, sterilisasi, alat pelindung diri, pencegahan dan Pengendalian infeksi (PPI), tindakan dan perilaku saat membekam, hingga ke sistem pemusnahan limbah bekam.
Penerapan standar steril dalam pengobatan bekam dari awal hingga akhir proses merupakan perkara yang sangat urgen dan tidak bisa dikurangi, karena dalam pengobatan bekam ada tindakan pelukaan jaringan kulit dan insisi serta pengeluaran darah, yang jika tidak berhati-hati dalam hal ini akan mendatangkan efek negatif yang banyak.
Yang paling dirugikan dari tindakan bekam yang tidak steril ini adalah pasien bekam. Bahkan pasien bekam dapat tertular penyakit dari pasien lain, dari yang ringan hingga kemungkinan tertular virus yang mematikan seperti hepatitis dan HIV. Seperti yang lazim terjadi di sistem pengobatan apa pun, dalam praktik pengobatan bekam juga dapat terjadi kemungkinan malpraktik. Yang paling menonjol ialah dalam hal penerapan standar steril.
Layanan bekam steril sekarang sudah dapat anda dapatkan Di Rumah Sehat Thibbun Nabawi.

Sejarah Bekam

Bekam adalah metode pengobatan dengan cara mengeluarkan darah statis yang mengandung toksin dari dalam tubuh manusia. Berbekam dengan cara melakukan pemvakuman di kulit dan pengeluaran darah darinya. Pengertian ini mencakup dua mekanisme pokok dari bekam, yaitu proses pemvakuman kulit dan dilanjutkan dengan pengeluaran darah dari kulit yang telah divakum sebelumnya.
Dalam bahasa Jawa disebut cantuk atau kop. Di Sumbawa dan sekitarnya disebut tangkik atau batangkik. Dalam bahasa Arab disebut hijamah الحجامة. Dalam bahasa Inggris disebut blood cupping atau blood letting atau cupping therapy atau blood cupping therapy atau cupping therapeutic. Dalam bahasa Mandarin disebut pa hou kuan. Di Asia tenggara (Malaysia dan Indonesia) dikenal dengan sebutan bekam.

Sejarah

Hijamah/bekam/cupping/Blood letting/kop/chantuk dan banyak istilah lainnya sudah dikenal sejak zaman dulu, yaitu kerajaan Sumeria, kemudian terus berkembang sampai Babilonia, Mesir kuno, Saba, dan Persia. Pada zaman Rasulullah, beliau menggunakan tanduk kerbau atau sapi, tulang unta, gading gajah. Nabi merekomendasi kita untuk melakukan terapi bekam ini,
Pada zaman China kuno mereka menyebut hijamah sebagai “perawatan tanduk” karena tanduk menggantikan kaca. Pada kurun abad ke-18 (abad ke-13 Hijriyah), orang-orang di Eropa menggunakan lintah sebagai alat untuk hijamah. Pada satu masa, 40 juta lintah diimpor ke negara Perancis untuk tujuan itu. Lintah-lintah itu dilaparkan tanpa diberi makan. Jadi bila disangkutkan pada tubuh manusia, dia akan terus menghisap darah tadi dengan efektif. Setelah kenyang, ia tidak berupaya lagi untuk bergerak dan terus jatuh lantas mengakhiri upacara hijamahnya.
Seorang herbalis Ge Hong (281-341 M) dalam bukunya A Handbook of Prescriptions for Emergencies menggunakan tanduk hewan untuk membekam/mengeluarkan bisul yang disebut tehnik “jiaofa”, sedangkan di masa Dinasti Tang, bekam dipakai untuk mengobati TBC paru-paru . Pada kurun abad ke-18 (abad ke-13 Hijriyah) , orang-orang di Eropa menggunakan lintah (al ‘alaq) sebagai alat untuk bekam (dikenal dengan istilah Leech Therapy) dan masih dipraktekkan sampai dengan sekarang.
Kini pengobatan ini dimodifikasi dengan sempurna dan mudah pemakaiannya sesuai dengan kaidah-kaidah ilmiah dengan menggunakan suatu alat yang praktis dan efektif.Disebutkan oleh Curtis N, J (2005), dalam artikel Management of Urinary tract Infections: historical perspective and current strategies: Part 1-before antibiotics. Journal of Urology. 173(1):21-26, January 2005. Bahwa catatan Textbook Kedokteran tertua Ebers Papyrus yang ditulis sekitar tahun 1550 SM di Mesir kuno menyebutkan masalah Bekam. [2].
Hippocrates (460-377 SM), Celsus (53 SM-7 M), Aulus Cornelius Galen (200-300 M) memopulerkan cara pembuangan secara langsung dari pembuluh darah untuk pengobatan di zamannya. Dalam melakukan tehnik pengobatan tersebut, jumlah darah yang keluar cukup banyak, sehingga tidak jarang pasien pingsan. Cara ini juga sering digunakan oleh orang Romawi, Yunani, Byzantium dan Itali oleh para rahib yang meyakini akan keberhasilan dan khasiatnya.
Kapan Hijamah dikenal dan berkembang di Indonesia?
Tidak ada catatan resmi mengenai kapan metode ini masuk ke Indonesia, diduga kuat pengobatan ini masuk seiring dengan masuknya para pedagang Gujarat dan Arab yang menyebarkan agama Islam.
Metode ini dulu banyak dipraktekkan oleh para kyai dan santri yang mempelajarinya dari “kitab kuning” dengan tehnik yang sangat sederhana yakni menggunakan api dari kain/kapas/kertas yang dibakar untuk kemudian ditutup secepatnya dengan gelas/bekas botol. Waktu itu banyak dimanfaatkan untuk mengobati keluhan sakit/pegal-pega di badan, dan sakit kepala atau yang dikenal dengan istilah “masuk angin”.
Tren pengobatan ini kembali berkembang pesat di Indonesia sejak tahun 90-an terutama dibawa oleh para mahasiswa/pekerja Indonesia yang pernah belajar di Malaysia, India dan Timur Tengah. Kini pengobatan ini dimodifikasi dengan sempurna dan mudah pemakaiannya sesuai dengan kaidah-kaidah ilmiah dengan menggunakan suatu alat yang higienis, praktis dan efektif.