Minggu, 27 April 2014

PROSEDUR TERAPI LINTAH

Penerapan terapi lintah kepada pasien relatif sederhana, tidak memerlukan perawatan.khusus. lintah ditempatkan pada titik/area yang dituju sampai dia mengigit dan menghisap darah pasien hingga kenyang. Lintah akan mengigit pasien selama 15 menit – 2jam lebih hingga dia kenyang dan kemudian lepas dengan sendirinya dari pasien. Jumlah lintah yang digunakan untuk terapi tergantung pada ukuran dan respon klinis. Jumlah terbesar dari lintah harus diterapkan ke daerah kongesti vena  untuk terapi biasa digunakan mulai dari satu ekor sampai 12 ekor atau lebih disesuaikan dengan jumlah darah yang dikeluarkan. Satu ekor lintah bisa menyedot 5-15 ml darah pasien dan bisa mengeluarkan darah paska gigitan sebanyak 30-50ml.
Prosedur terapi lintah diklinik adalah sebagai berikut
  • Sebuah penghalang kain kasa diletakan  disekitar lokasi poin penempatan lintah, dimaksudkan untuk  membantu dan mencegah lintah dari berkeliaran dari point yang diinginkan.
  • Lintah dapat dibawa ke point tersebut dengan tangan, atau dapat ditempatkan dalam plastik 5 cc jarum suntik (plunger ) dan kemudian diterapkan ke titik/ luka dimaksud, tunggu beberapa saat sampai  lintah  terpasang/mengigit.
  • Jika lintah enggan untuk menggigit, mungkin perlu untuk menarik perhatian lintah dengan tetesan darah kecil, yang diambil dari situs luka atau dengan tusukan jarum.
  • Setelah lintah terpasang,  akan tetap aman di tempat sampai penuh buncit, Kasa dapat dilepas dan digunakan di tempat lain tanpa mengganggu lintah,
  • Lintah yang telah mengigit sebaiknya diperiksa terus menerus untuk memastikan bahwa lintah belum bergerak.
  • lintah akan melepaskan pasien  ketika sudah selesai.
  • Bekas gigitan lintah sebaiknya ditutup dengan kapas untuk mencegah darah berceceran atau  terkena baju pasien
  • Lintah yang diperhgunakan adalah lintah hasil peternakan dan bukan lintah liar. Manfaatnya adalah lintah peternakan lebih diketahui riwayatnya.
  • Lintah hanya dipekai sekali dan dibunuh setelah dipakai, untuk mengurangi resiko penularan penyakit dari pasien lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar